Guru Kreatif vs Guru Produktif


Setelah selesai membuat tampilan blog pada tempat saya mengajar  karena di lihat kayaknya kurang menarik jadi tampilannya saya perbaiki modah-mudahan ci jadi banyak pengunjung hehehehe….

Kembali ke dashboard blog saya yang biasanya pagi-pagi ba'da subuh selalu saya kasih sarapan (diisi tulisan maksudnya aghihihihi). Dan topik kali ini adalah guru kreatif dan guru produktif. Ide tulisan ini saya dapatkan dari blognya pak Wikaya Kusumah, belaiau guru di Lab.School Jakarta yang juga blogger dan trainer. 

Ada satu posting yang menurut saya menarik, yaitu pada posting dengan judul "yuk menjadi guru kreatif dan produktif." Saya pikir tulisan tersebut sangat relevan dengan topik yang akan saya tulis pagi ini. Dua hal yang menarik adalah tentang guru kreatif dan guru produktif, seperti apa itu?

Tentang Guru kreatif
Guru kreatif adalah guru yang tak pernah puas dengan apa yang disampaikannya kepada peserta didik. Dia berusaha menemukan cara-cara baru untuk menemukan potensi atau bakat unik siswa. Baginya, setiap tahun harus ada kreativitas yang dikembangkan dalam dirinya. Sehingga materi yang disampaikannya tak melulu itu-itu saja setiap tahunnya. 

Bila dia mengajar sudah 10 tahun, maka 10 tahun itulah dia mengulang materi yang itu-itu saja tanpa ada kreativitas di dalamnya. Padahal setiap tahun tentu kita akan mengalami peserta didik yang tidak sama dengan tahun sebelumnya. Di situlah guru dituntut harus kreatif dalam menyampaikan bahan ajarnya sehinggsa sampai ke otak siswa dengan cara-cara menyenangkan.

Tentang Guru produktif
Guru produktif adalah guru kreatif yang tidak pernah puas dengan pembelajaran yang dilaksanakannya. Dia selalu melakukan refleksi diri melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelasnya sendiri. 

Melalui kolaborasi dengan teman sejawat, dia akan memperbaiki kekurangannya dalam pembelajaran, dan segera dituliskannya. Hal itulah yang membuatnya menjadi produktif. Apa yang dikerjakannya selalu dituliskan.

Guru produktif akan menuliskan apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang dituliskan. Konsisten dan komitmen dalam menjaga diri untuk menulis membuatnya menjadi guru yang produktif. 

Salah satu contoh yang paling mudah adalah buku pelajaran yang diampunya sudah dibuatnya sendiri dengan perbaikan terus menerus. Diapun belajar dari penulis buku lainnya. Dengan begitu terjadi edupreneurship dimana guru dilatih dan berlatih untuk membuat buku yang berkualitas.

Ada satu runtut kalimat yang patut kita impelentasikan tentunya, jika kita ingin memperbaiki derajat sebagai seorang guru. Artinya, mengembalikan semangat untuk merubah pola pikir dari yang sekedar guru menjadi benar-benar guru, yang bukan sekedar memberi pengetahuan dari buku yang sudah kita baca, melainkan berdasar pada apa yang telah kita lakukan atau yang sedang kita lakukan. 

Dan kreatifitas membawa seorang guru menjadi produktif. Dari produktifitasnya itu seorang guru bisa menghasilkan produk, dan produk tersebut tentu bisa bernilai jual dan itu semua bisa menjadi salah satu jalan untuk mensejahterakan guru itu sendiri. apa ada yang sependapat...??



0 Response to "Guru Kreatif vs Guru Produktif"

Post a Comment