Kemendikbud tahun depan mewajibkan siswa mengikuti pendidikan anak
usia dini (PAUD) yakni TK dan kelompok bermain, sebelum masuk SD.
Alasannya, pembelajaran setahun sebelum SD diwajibkan oleh Badan
urusan pendidikan di PBB; UNESCO. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan mereka
sudah mengkaji kebijakan dari UNESCO tersebut.
"UNESCO memang mengharuskan anak-anak belajar dulu satu tahun
sebelum masuk SD," katanya di Jakarta kemarin. Nah proses belajar satu
tahun pra-SD itu diwadahi di TK. Namun, Anies mengatakan kewajiban mengikuti
program TK secara nasional belum bisa diterapkan tahun ini.
Sebagai permulaan Kemendikbud menjalankan program rintisan wajib
PAUD. Program ini rencananya akan digulirkan di 83 kabupaten atau kota yang
angka partisipasi kasar (APK) PAUD lebih dari 90 persen. "Program rintisan
ini akan dievaluasi. Hasilnya akan menjadi landasan kebijakan lebih
lanjut," jelas dia.
Anies mengatakan saat ini jumlah sarana pendidikan anak usia dini
(TK dan kelompok bermain) masih sekitar 73 ribu unit. Menurut mantan rektor
Universitas Paramadina itu, jumlah unit infrastruktur PAUD itu masih kurang.
"Jadi strateginya adalah, kami pastikan dulu jumlah sekolahnya
cukup," tandasnya. Baru setelah itu bisa diputuskan TK menjadi bagian dari
program wajib belajar.
Selain urusan fisik atau infrastruktur sekolah, Anies mengatakan
akan merombak kurikulum atau metode belajar di TK. Dia mengatakan saat ini
anak-anak di TK sudah cenderung diajari materi baca, tulis, dan hitung
(calistung). Ketika nanti jenjang TK menjadi bagian dari program wajib belajar,
materi calistung di TK akan direduksi bahkan dihapus.
"TK itu kami kembalikan ke taman. Porsi anak-anak bermain akan
kembali diperbanyak," katanya. Anies menegaskan ketika TK nanti menjadi
bagian dari wajib belajar, seluruh gurunya juga harus mematuhi bahwa konten
bermain sambil belajar harus diperkuat. Kondisi yang terjadi di TK pada umumnya
saat ini adalah, anak-anak diajar belajar sambil bermain.
Menurut Anies anak-anak di TK sudah diajarkan calistung. Tujuannya
supaya lolos seleksi masuk SD. "TK itu bukan persiapan untuk masuk
SD," katanya. Sebab di dalam jenjang TK sendiri, ada konten pembelajaran
yang harus ditanamkan. Seperti penanaman karakter jujur, mandiri, gotong
royong, dan sejenisnya.
Rencana memasukkan TK dalam program wajib belajar, menambah panjang
target pemerintah Kabinet Kerja. Sebelumnya pemerintah memasang target wajib
belajar 12 tahun atau sampai SMA. Target ini melanjutkan program sebelumnya
yakni wajib belajar 9 tahun atau sampai SMP.
Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo
mengatakan, sah-sah saja pemerintah menaikan program wajib belajar. Baik itu
wajib belajar 12 tahun. Maupun memasukkan TK menjadi bagian dari program wajib
belajar.
"Tapi pemerintah juga harus sadar bahwa program wajib belajar
9 tahun saja belum beres," katanya. Di antara yang dia sorot adalah urusan
guru. Menurut Sulistyo akhir tahun ini seluruh guru harus berkualifikasi
pendidikan sarjana (S1) dan sudah disertifikasi.
Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum bergelar
sarjana. Selain itu juga masih banyak guru berlum disertifikasi profesi.
"Bahkan informasinya tahun ini kuota sertifikasi guru diturunkan,"
ujarnya
Baca juga >>
Aplikasi Tabungan Siswa
Sumber: jppn.com
0 Response to "Penerimaan Siswa Baru Tahun 2016 SD"
Post a Comment