Dalam sebuah
dalil menyebutkan bahwa kita kelak akan di perlihatkan oleh Allah semua gerak
gerik kita, dari bangun tidur dampai tidur lagi, dari di lahirkan ke dunia
sampai kita mnejelang ajal, dari prolaku buruk maupun baik semua terekam dalam
bagian yang terdapat pada salah satu bagian tulang yang terdapat dalam tubuh
kita.
Tulang apakah yang
menyimpan ribuan tera (satuan mengukur kapasitas sebuah data) yang menyimpan
data dari garak grik kita di dunia? Tulang tersebut adalah tulang ekor. Yap….benar
sekali tulang ekor merupakan alat penyimpan data kita yang nanti akan di putar
kembali oleh Allah di akherat kelak.
Nah untuk
menguak keajaiban dari tulang ekor, berikut ulasan lengkapnya…
Asal mula
kehidupan bermula dari tulang ekor, dan darinya manusia kelak akan dibangkitkan.
Sebagian besar manusia menganggap tulang ekor yang terletak di bagian bawah
ruas tulang belakang sebagai organ sisa yang tidak memiliki fungsi berarti.
Anggapan ini juga dikuatkan oleh seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman, R
Wiedersheim. Pada tahun 1895, ia membuat daftar 100 struktur anatomi tubuh yang
dianggap tidak memiliki fungsi tersebut. Salah satunya adalah tulang ekor.
Namun, seiring
kemajuan tekhnologi, fungsi organ tersebut kian terkuak. Tulang ekor menyangga
tulang-tulang di sekita panggul dan merupakan titik pertemuan dari beberapa
otot kecil. Tanpa tulang ini, manusia tidak akan bisa duduk nyaman.
Sisi ajaib
tulang ekor ini pun telah ditemukan. Adalah Han Spemann, ilmuwan Jerman yang
berhasil mendapatkan hadia nobel bidang Kedokteran pada tahun 1935. Dalam
penelitiannya ia dapat membuktikan bahwa asal mula kehidupan adalah tulang ekor.
Darinyalah makhluk hidup bermula. Dalam penelitiannya, ia memotong tulang ekor
dari sejumlah hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio-embrio lain.
Hasilnya, tulang ekor ini tumbuh sebagai janin kedua di dalam janin tuan rumah.
Untuk itulah Han menyebutnya dengan “The Primary Organizer” atau pengorganisir
pertama.
Pada saat
sperma membuahi ovum (sel telur), maka pembentukan janin dimulai. Ketika ovum
telah terbuahi (zigot), ia terbelah menjadi dua sel dan terus berkembang biak.
Sehingga terbentuklah embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua
lapisan. Pertama, External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts,
berfungsi menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi
dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus. Sedangkan lapisan kedua,
Internal Hypoblast yang telah ada sejak pembentukan janin pertama kalinya. Pada
hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian
belakang yang disebut primitive node (gumpalan sederhana).
Dari sinilah
beberapa unsure dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm, dan endoderm
terbentuk. Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat. Mesoderm,
membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka),
sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain
kandung kemih), jaringan subcutaneous, sistem limpa, limpa dan kulit luar.
Sedangkan, Endoderm, membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem
pernafasan, organ-orang yang berhubungan dengan sistem digestive (seperti hati
dan pancreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran
pendengaran. Gumpalan sederhana inilah yang mereka sebut sebagai tulang ekor.
Pada penelitian
lain, Han mencoba menghancurkan tulang ekor tersebut. Ia menumbuknya dan
merebusnya dengan suhu panas yang tinggi dan dalam waktu yang sangat lama.
Setelah menjadi serpihan halus, ia mencoba mengimplantasikan tulang itu pada
janin lain yang masih dalam tahap permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu
tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body (organ tamu).
Meskipun telah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian rupa, tulang ini tidak
‘hancur’.
Dr. Othman al
Djilani dan Syaikh Abdul Majid juga melakukan penelitian serupa. Pada bulan
Ramadhan 1423 H, mereka berdua memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selam
sepuluh menit. Tulang pun berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, keduanya
membawa tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis.
Setelah diteliti oleh Dr. al Olaki, pfofesor bidang histology dan pathologi di
Sana’a University, ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak
terpengaruh. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih
lama.
Lebih dari itu,
–dan ini yang terpenting-, ‘ajbu dz-dzanab, atau tulang ekor –sari rikadatu
atau relix dalam bahasa Hindu-Budha-, berdasarkan penelitian mutakhir,
sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik
Jakarta ketika mengisi acara buka puasa bersama di al Azhar-Solo Baru dengan
tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The Spirit of Life”, tulang ekor ini merekam
semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam
semua perbuatan baik-buruk mereka. Dan perbuatan mereka ini akan berpengaruh
pada kondisi tulang ekornya.
Putih bersih
atau hitam kotor. Semakin banyak energy positif atau kebaikan seseorang maka
semakin bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energy negative atau
keburukan seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya. Dalam tradisi
hindu-budha, mayat orang yang mati dari mereka akan dibakar, dan di antara yang
dicari setelah mayit menjadi abu adalah tulang ekornya. Mereka ingin melihat
apa warna tulang ekornya; putih atau hitam.
Pak Jamil pun
menjelaskan bahwa sekira tahun 2004 ada pameran tulang ekornya Shidarta
Gawtama. Tulang ekornya Shidarta Gawtama putih bening bersih, ini karena energy
positif yang dilakukan oleh Shidarta Gawtama banyak. Dari sinilah, balasan pada
hari kiamat kelak tidak akan pernah tertukar. Dari tulang ekor inilah, manusia
akan kembali dicipta, dan mereka akan diberi balasan sesuai dengan kadar
amal-amal mereka. Ajaibnya, ini semua sudah disabdakan oleh Nabi berpuluh abad
yang lalu.
لَيْسَ
مِنَ الإِنْسَانِ شَىْءٌ إِلاَّ يَبْلَى إِلاَّ عَظْمًا وَاحِدًا وَهْوَ عَجْبُ
الذَّنَبِ ، وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tiada
bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur (dimakan tanah) kecuali satu
tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat.”
(HR. al Bukhari, nomor 4935).
Hadits senada
juga diriwayatkan oleh Imam Muslim (nomor 2955),
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
كُلُّ ابْنِ آدَمَ يَأْكُلُهُ التُّرَابُ إِلَّا عَجْب َ الذَّنَبِ مِنْهُ خُلِقَ
وَفِيهِ يُرَكَّبُ
Dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallâhu alaihi wa sallam bersabda, “Seluruh
bagian tubuh anak Adam akan (hancur) dimakan tanah kecuali tulang ekor, darinya
tubuh diciptakan dan dengannya dirakit kembali.”
Dari petunjuk
hadist di atas, Ilmuwan muslim pada paruh kedua abad ke-20 telah mendasarkan
pemahaman mereka mengenai kemukjizatan hadis tentang tulang ekor ini pada
kaidah pengetahuan yang paling dasar, yaitu “Tulang ekor merupakan bagian
pertama yang tumbuh dari janin, biasa disebut dengan primitive streak, yaitu
bagian utama yang terbentuk pada minggu ketiga”. Hal ini membuktikan kebenaran
sabda Rasulullah Saw, “Dari tulang ekorlah kalian akan dibangkitkan.” darimanakah pengetahuan Nabi yang memerlukan
penelitian ilmiah tersebut?
Reference :
Majalah Gontor edisi 07 tahun IX November 2011, Vcd “Inspiring The Spirit of
Life” oleh Jamil Zaini. dan
www.oaseimani.com dan di sunting kembali oleh Guru Berbagi Info.
0 Response to "MIsteri Tulang Ekor Yang Merekam Jejak Manusia"
Post a Comment